Bab 91 Menendangnya dengan Kasar 

Kayla mengucapkan kalimat ini untuk mengejek Theo, tetapi reaksi Theo tidak sesuai dengan 

dugaannya. Selain tidak marah. Theo juga menatapnya sambil berkata dengan tenang, “Bagaimana kamu tahu nggak akan ada yang membelamu? Apa kamu sudah coba?” 

Kayla kebingungan. 

Apa penyakit Theo kambuh lagi? 

Kayla memanyunkan bibirnya sambil mundur beberapa langkah. Dia seolah–olah sedang berkata,” Tolong, di sini ada pria mesum.” 

Melihat reaksinya, ekspresi Theo berubah muram. “Apa maksudmu?” 

Kayla meletakkan piring di tangannya ke atas meja sambil berkata, “Menjauh darimu agar nggak tertular. Aku nggak mau jadi cerewet sepertimu.” 

Dia pergi ke kamar mandi. Begitu keluar dari bilik, beberapa orang langsung mengadangnya. 

“Kayla, kenapa kamu nggak berkumpul dengan teman–teman lamamu ini?” Orang yang memimpin adalah sahabat Elsy yang juga teman kuliah Kayla. Begitu pula dengan beberapa orang di belakangnya. 

Namun, mereka berbeda jurusan, Kayla tidak mengenal mereka. 

Kayla mengangkat alisnya sambil tersenyum dingin. “Apa kalian datang untuk membantu Elsy mendapatkan kembali video itu?” 

Jessy Geonard menyilangkan tangannya sambil memandang Kayla dengan arogan. “Elsy mengundangmu datang untuk menghadiri acara pertunangannya, tapi kamu malah memfitnahnya. Cepat berikan video itu.” 

“Kalau aku memfitnahnya, ngapain kalian minta video itu? Jangan membodohi diri sendiri. Beri tahu Elsy, kalau aku nggak melihatnya meminta maaf di depan umum dalam sepuluh menit, aku akan pergi mengobrol dengan Tuan Muda Josh.” 

Dia menguap. Kalau bukan karena Evi meminta tolong padanya, dia tidak akan datang, apalagi menunggu sampai acara selesai. Bisa dibilang dia cukup menghargai teman lamanya itu. 

Kayla berjalan ke luar kamar mandi. Ketika melewati Jessy, Jessy tiba–tiba mengadangnya. “Kalau kamu nggak patuh, aku terpaksa menggunakan cara lain.” 

Jessy mengisyaratkan orang di belakangnya. “Ikat dan lempar ke dalam.” 

Sekelompok orang perlahan–lahan mendekati Kayla …. 

Jessy berkata, “Ketika kuliah, aku masih maklum kalau kamu nggak tahu diri, tapi kita sudah terjun ke masyarakat selama bertahun–tahun, kamu masih belum pandai menilai? Bodoh sekali. Memangnya 

C +15 BONUS 

kamu kira omong kosongmu bisa mengancam Elsy?” 

Dia mendekati Kayla dengan ekspresi merendahkan. “Sudah bodoh, sombong lagi. Bisa–bisanya kamu bersekongkol dengan orang lain untuk membeli karyamu dengan harga tinggi, lalu menyumbangkan uang hasil penjualan ke kampus. Kalau aku adalah kamu, aku bukan hanya malu, aku bahkan nggak punya keberanian untuk hidup lagi. Omong–omong, kamu harus berterima kasih pada Raline soal ini.” 

Ketika proyek kelulusan Kayla dipamerkan di kampus, proyek itu langsung terjual dengan harga tertinggi dalam sejarah pameran seni Universitas Bapura. Semua orang dikejutkan oleh hal ini, apalagi Kayla menyumbangkan uang tersebut kepada kampus untuk membantu siswa yang kurang mampu. 

Awalnya, dia tidak berencana untuk mengumumkan hal ini, tetapi Raline menyebarkan hal ini dengan meriah. Raline bahkan membujuk para pemimpin kampus untuk mendirikan spanduk di gerbang sekolah, sebagai bentuk terima kasih padanya. 

Tak lama kemudian, orang–orang menganggapnya sengaja melakukan semua ini agar dianggap hebat dan baik hati. Seperti yang dibayangkan, dia yang berada di puncak karier tiba–tiba menjadi bahan 

omongan orang–orang

Saat ini, Kayla dikepung. 

Dia meregangkan jarijarinya, sepertinya hari ini dia perlu bertindak kasar untuk keluar dari sini. 

Jessy berkata, “Rampas ponselnya. Dia nggak akan bisa melakukan apa pun tanpa ponsel 

Sebelum dia selesai berbicara, Kayla sudah menendangnya sampai mundur beberapa langkah! 

Wajah Jessy langsung memucat karena kesakitan. Dia membungkuk sambil memegang perutnya.” 

Kayla, kamu berani memukulku!” 

“Memangnya kenapa kalau aku memukulmu? Apa kamu itu kaktus yang nggak boleh disentuh?” 

“Ini adalah kediaman Keluarga Hosana, beraninya kamu memukul orang di tempat seperti ini. Tuan Muda Josh pasti akan mengusirmu.” 

Tempat ini adalah kediaman Keluarga Hosana yang sedang mengadakan acara pertunangan Josh dan Elsy. Jessy berani mencarinya ke sini pasti karena sudah menyusun rencana. Setidaknya sebelum 

mereka pergi dari sini, tidak akan ada orang yang datang. 

Kayla mendekatinya sambil tersenyum nakal. “Sekalipun aku melumpuhkanmu hari ini, nggak akan ada 

orang yang…. 

Datang

Sebelum mengucapkan kata ini, terdengar suara ketukan pintu. 

Kayla tertegun. 

Sial, benar–benar ada yang datang! 

Jangan–jangan Jessy tidak menyusun rencana sebelum mencari masalah dengannya? 

Tepat ketika yang lainnya hendak menyerang, terdengar suara ketukan dari luar pintu. “Kak Jessy, apal yang harus kita lakukan?” 

Para tamu yang diundang hari ini berstatus bangsawan, kalau sampai mereka ketahuan menindas orang di dalam kamar mandi, reputasi mereka akan hancur. 

Sekarang, mereka unggul dalam jumlah orang, Jessy tidak ingin menyudahi masalah ini begitu saja. Dia mengangkat dagunya sambil menatap Kayla dengan sombong. “Nggak usah takut. Pintu terkunci, nggak ada yang bisa masuk. Hari ini aku akan membuat wanita jalang ini berlutut untuk meminta maaf padaku. 

Terdengar suara “buk“, pintu kamar mandi yang terkunci ditendang dengan keras dari luar. 

Pria kekar dan tegap berdiri di depan pintu dengan ekspresi dingin dan sekujur tubuhnya memancarkan aura yang mencekam. Dia melirik semua orang dan akhirnya pandangannya tertuju pada Kayla. Dia mengerutkan keningnya sambil bertanya, “Ada apa?” 

Jessy yang baru saja berlagak hebat dan mengatakan bahwa dia akan memukul Kayla sampai berlutut untuk memohon ampun padanya tercengang. Dia mengeluh dengan mata sembap, “Pak Theo, dia memukulku. Perutku sangat sakit, bolehkah Bapak mengantarku ke rumah sakit? Sepertinya terjadi luka 

dalam!” 

Jejak kaki di pakaiannya adalah bukti yang tidak dapat disangkal oleh Kayla

Theo memelototi Kayla, tetapi Kayla sama sekali tidak bermaksud untuk menjelaskan. Dia bahkan mendelik Theo dengan kesal. 

Jessy berkata dengan suara nyaring. “Pak Theo, lihatlah dia meremehkanmu….” 

Suara Jessy terdengar sangat keras di kamar mandi yang hening ini. Theo mengerutkan keningnya dengan kesal. “Diam.” 

Wajah Jessy sontak memerah. Seumur–umur, dia tidak pernah dimarahi seperti ini. 

Setelah suasana kembali hening, Theo mengulurkan tangannya ke arah Kayla sambil berkata, 

Kemarilah.” 

Sekarang Kayla sangat kesal. Mendengar kata–kata Jessy, sebagian kenangan masa lalu pun muncul di pikirannya. Dia memang membenci Raline, tetapi lebih membenci Theo yang suka membela Raline. 

Dulu, Raline dikagumi oleh banyak orang karena Theo. Banyak murid yang menyanjung Raline agar bisa menjalin hubungan dengan Theo. 

Kayla bukan iri karena Theo membela Raline, melainkan karena orang–orang ini menindasnya untuk 

menyenangkan Raline. 

Alasan mengapa Kayla memiliki kehidupan perkuliahan yang tidak menyenangkan juga berhubungan 

+15 BONUS 

dengan Theo. 

Saat ini, dia sungguh ingih mencabik–cabik Theo. 

Kayla tidak ingin tinggal di sini lagi, tetapi Theo berdiri di depan pintu. Kalau dia ingin keluar, dia harus melewati Theo. “Pak Theo, sekalipun kamu nggak tahu malu, kamu harus mempertimbangkan citramu. Ini toilet wanita, kamu berdiri di depan pintu seperti orang mesum. Entah apa yang ingin kamu lakukan.” 

Bukan hanya dipermalukan, perkataan Kayla seolah–olah sedang menampar kedua sisi Theo! 

COIN BUNDLE: get more free bonus 

Sᴇarch the FindNovel.net website on Gøøglᴇ to access chapters of novels early and in the highest quality.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report
Hᴇlp us to clɪck the Aɖs and we will havε the funds to publish more chapters.