Bab 80 Tidur di Kasurnya 

Sebagian besar amarah Kayla mereda, tetapi dia tidak bermaksud untuk mengalah. “Nggak mau pun harus tinggal. Dokter, tolong aturkan kamar untuknya.” 

Awalnya, dia mengira Theo akan membuat keributan, tetapi ternyata Theo hanya duduk diam di samping tanpa mengucapkan sepatah kata pun. 

Saat ini, kasir sangat sepi. Kayla segera kembali dengan membawa formulir rawat inap. 

Bagian rawat inap berada di gedung belakang dan Kayla memilih ruangan pribadi. 

Kayla berkata, “Perlukah aku mencarikan perawat untukmu?“ 

“Aku nggak terbiasa diawasi oleh orang asing saat tidur.” 

“Kalau begitu aku akan menyuruhnya berjaga di pintu. Kalau kamu membutuhkan bantuan, panggil dia.” Kayla yang agak kantuk pun menguap. 

Theo menatapnya dengan dingin. “Aku gegar otak, apa menurutmu aku punya tenaga untuk memanggil orang?” 

Kayla berkata dengan marah, “Gegar otak nggak membuat orang jadi bisu….” 

Sebelum Kayla selesai berbicara, terdengar suara dari luar pintu. 

“Theo. 

Evi datang. 

Melihat kain kasa di kening Theo, dia pun tahu bahwa apa yang dikatakan Dafa benar. Setelah melihat tidak ada area lain yang terluka, dia pun mengerutkan keningnya sambil menegur, “Bisa–bisanya orang sebesar kamu jatuh saat berjalan? Berhati–hatilah.” 

Theo bertanya, “Paman Dafa yang memberitahumu aku masuk rumah sakit? 

Jam segini biasanya Evi sudah tidur. 

“Kamu masih berani membahasnya? Kamu nggak jawab telepon, buat aku panik saja. Kalau bukan karena seorang kenalan yang kerja di rumah sakit ini melihatmu, aku bahkan nggak tahu kamu masuk rumah sakit. Aku bertemu dengan Dafa di bawah. Bisa–bisanya menyembunyikan hal seperti ini dariku. bonus bulan ini ditiadakan.” 

Setelah melihat keadaan Theo, Evi merasa lega. “Kayla, malam ini jadi harus merepotkanmu untuk menjaganya.” 

Sikap Evi terhadap Kayla dan Theo berbeda jauh, seperti ibu kandung dan ibu tiri. 

Kayla tidak berani menolak. Kalau tidak, Evi pasti akan menyadari bahwa mereka sedang bertengkar. 

Oke, Bu. Biar kuantar Ibu ke bawah, sudah malam, Ibu perlu beristirahat.” 

© +15 BONUS 

Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan seperti ibu dan anak kandung. Mereka meninggalkan. Theo sendirian di bangsal. 

“Kayla, kapan kamu dan Theo berencana punya anak? Sudah waktunya….” Evi khawatir Kayla akan tersinggung, dia buru–buru menjelaskan. “Kalau sudah berumur, pemulihan setelah melahirkan membutuhkan waktu yang lama dan akan meninggalkan efek samping.” 

Kayla berkata, “Bu, aku dan Theo 

Dia sedang mempertimbangkan bagaimana caranya memberi tahu Evi soal mereka akan segera bercerai. 

Evi segera mengalihkan topik pembicaraan. “Bagaimana efek obat itu? Kalau sudah habis, biar kusuruh dokter resepkan lagi.” 

Kayla tertegun. 

Dia tidak mungkin membahas soal kemanjuran obat kuat dengan orang tua. 

Sesampai di lift, Evi berkata sambil tersenyum, “Ya sudah, kembalilah. Aku akan turun sendiri.” 

Biasanya, Kayla pasti akan mengantar Evi turun, tetapi sekarang, dia takut Evi akan melanjutkan topik itu lagi. Setelah berpamitan dengan Evi, dia segera kembali ke bangsal. 

Theo sedang duduk di ranjang rumah sakit sambil melihat ponsel, sepertinya Theo sedang menangani urusan pekerjaan. Kayla pergi ke toilet untuk mandi dan begitu keluar, dia langsung berbaring di kasur pendamping pasien dan memainkan perannya dengan baik. 

Pada saat ini, selain perawat yang masih bertugas, hampir semua pasien sudah tidur dan tidak ada yang berbicara sehingga bangsal menjadi sangat sunyi. 

Saat dia akan segera terlelap, terdengar suara Theo. “Aku ingin minum air.” 

Kayla memunggunginya dan tidak berniat untuk bangun. “Keningmu yang terluka, tanganmu nggak patah, kok.” 

Theo yang berada di belakangnya terdiam, mungkin karena marah padanya. Tepat ketika Kayla mengira Theo sudah tenang dan hendak memejamkan matanya, terdengar suara Theo lagi. “Dadaku sesak, pergi buka jendela.” 

Kali ini, Kayla bergerak. 

Dia berbalik badan, lalu menatap Theo dengan keadaan setengah duduk sambil berkata dengan galak,” Itu nggak ada hubungannya dengan buka jendela, hati nuranimu sedang tumbuh.” 

Kali ini, Theo terdiam. 

Setelah Kayla terlelap. Theo tidak bertingkah lagi. Mungkin karena bergadang, tertekan karena insident 

semalam dan suasana hati yang buruk, Kayla mimpi buruk. 

Dia bermimpi bahwa dia dikejar oleh monster dan monster itu dapat menemukannya di mana pun dia bersembunyi. Monster itu memelototinya dan mencekiknya dengan tangan yang kekar hingga 

membuatnya kesulitan bemapas. Akhirnya, monster itu mendekat dan setelah digigit olehnya, monster 

itu berubah menjadi Theo! 

Kayla menarik napas dalam–dalam, dia ketakutan hingga terbangun! 

Ketika membuka mata, dia melihat wajah tampan yang sempurna di hadapannya. Theo masih tidur, alis 

dan matanya tampak jauh lebih lembut dari biasanya. 

Langit sudah terang dan Theo membelakangi jendela. Cahaya terang menembus jendela hingga muncul 

bayangan hitam di kelopak matanya. 

Entah sudah berapa lama Kayla tidak melihat wajah Theo dari dekat. Dari sudut pandang seorang penggemar, wajah ini memang sangat indah hingga membuat jantung Kayla berdebar kencang. 

Kayla agak linglung…. 

Theo membuka matanya, lalu aura galak dan kejam kembali membaluti wajahnya

Kayla tiba–tiba terbangun dan kejadian tidak menyenangkan tadi malam tiba–tiba muncul di benaknya. Dia mendorong Theo dengan kesal. “Kapan kamu tidur di kasurku?” 

Dia bangkit dari tempat tidur dan menyadari bahwa bukan Theo yang tidur di kasurnya, melainkan dia yang tidur di kasur Theo! 

Kayla membelalakkan matanya dengan kaget. “Bisa–bisanya kamu mengangkatku ke kasurmu saat aku tidur. Theo, kenapa kamu begitu mesum? Apa kamu begitu mendambakanku?” 

Kayla sengaja mengucapkan kalimat terakhir ini untuk membuat Theo kesal. Dia tidak senarsis ini. 

Theo meliriknya sambil tersenyum sinis. “Hmph.” 

Ketika Kayla duduk, selimut terangkat. Saat ini, Theo berbaring telentang dengan ujung–kemeja yang tergulung sehingga lengannya yang kekar pun terlihat. Selain itu, terlihat bekas gigitan di lengannya. 

Kayla kebingungan. Apa otak pria ini bermasalah? Bisa–bisanya menggigit diri sendiri dengan begitu. 

kuat? 

Melihat Kayla menatap lengannya, Theo pun mengangkat tangannya untuk menunjukkan lukanya ke Kayla. “Kenapa? Mau lihat karyamu dari dekat? Kayla, apa kamu itu anjing? Selain gigit orang pas mimpi 

jalan, juga bersikeras ingin tidur di kasur orang.” 

Kayla sama sekali tidak punya bayangan soal hal ini. Dia hanya ingat bahwa dia mimpi dikejar oleh monster dan berlarian sepanjang malam. 

Lagi pula, dia tidak punya kebiasaan mimpi jalan, apalagi naik ke kasur Theo dan tidur di samping Theo. 

Namun, melihat sikap Theo yang begitu tegas dan bekas gigi di lengan Theo yang masih belum kering. 

idia pun ragu. 

Melihatnya ragu, Theo pun tersenyum sinis. “Hilang ingatan? Atau sedang memikirkan cara 

menyangkal? Bagaimana kalau kusuruh dokter menunjukkan kamera pengawas biar kamu lihat betapa 

kukuhnya kamu ingin masuk ke dalam pelukanku? 

Sᴇarch the FindNovel.net website on Gøøglᴇ to access chapters of novels early and in the highest quality.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report
Hᴇlp us to clɪck the Aɖs and we will havε the funds to publish more chapters.